askep Interaksi Sosial

askep Interaksi Sosial - Hallo sahabat TIPS BELAJAR BISNIS ONLINE DAN INTERNET MARKETING, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul askep Interaksi Sosial, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : askep Interaksi Sosial
link : askep Interaksi Sosial

Baca juga


    askep Interaksi Sosial


    Gambaran Umum Kerusakan Interaksi Sosial



    1. Pengertian
    Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak
    fleksibel, tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam hubungan
    sosialnya (Stuart dan Sundeen, 1 998), pengertian kerusakan sosial menurut
    Townsend (1998) adalah suatu keadaan seseorang berpartisipasi dalam
    pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang tidak efektif. Klien yang
    mengalami kerusakan interaksi sosial mengalami kesulitan dalam ber interaksi
    dengan orang lain yang salah satunya mengarah pada perilaku menarik diri.
    2. Etiologi
    Menurut Townsend (1998) penyebab penarikan diri dari masa bayi sampai
    tahap akhir perkembangan adalah :
    a. Kelainan pada konsep diri
    b. Perkembangan ego yang terlambat
    c. Perlambatan mental yang ringan sampai sedang
    d. Abnormalitas SSP tertentu, seperti adanya neurotoksin, epilepsi, serebral palsi,
    atau kelainan neurologist lainnya
    e. Kelainan fungsi dari sistem keluarga
    f. Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut
    g. Penganiayaan dan pengabaian anak
    h. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
    i. Model-model peran yang negatif
    j. Fiksasi dalam fase perkembangan penyesuaian
    k. Ketakutan yang sangat terhadap penolakan dan terlalu terjerumus
    l. Kurang identitas pribadi
    Manusia dalam memenuhi kebut uhan sehari-hari, selalu membutuhkan
    orang lain dan lingkungan sosial. Rentang respon sosial berfluktuasi dengan
    rentang adaptif sampai rentang maladaptif.

    Rentang Respon Perilaku
    Respon adaptif Respon maladaptif
    Solitud Kesepian Manipulasi
    Otonomi Menarik diri Impulsif
    Bekerjasama Tergantung Narkisisme
    Saling tergantung
    Gambar 1. Gambar Rentang Respon Sosial
    (Stuart dan Sundeen, 1998)
    Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma -norma
    sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat. Respon adaptif
    terdiri dari : solitud, otonomi, bekerjasama dan saling tergantung.
    Respon maladaptif adalah respon yang menimbulkan gangguan dengan
    berbagai tingkat keparahan (Stuart dan Sundeen, 1998). Respon mala daptif terdiri
    dari manipulasi, impulsif dan narkisisme.
    Berdasarkan gambar 1 rentang respon sosial diatas, menarik diri termasuk
    dalam transisi antara respon adaptif dengan maladaptif sehingga individu
    cenderung berfikir ke arah negatif.
    Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut Stuart
    dan Sundeen (1998), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang
    penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang
    mungkin mempengaruhi antara lain :
    a. Faktor pencetus
    1) Faktor perkembangan
    Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
    respon sosial yang maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu
    yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan
    diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak mendukung hubungan
    keluarga dengan pihak lain di luar keluarga. Keluarga seringkali mempunyai
    peran yang tidak jelas. Orang tua pecandu alkohol dan penganiaya anak
    juga dapat mempengaruhi seseorang berespons sosial maladaptif.
    Organisasi anggota keluarga bekerjasama dengan tenaga profesional untuk
    mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara
    kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif sewajarnya
    mengurangi menyalahkan keluarga oleh tenaga profesional.
    2) Faktor Biologis
    Faktor genetik juga dapat menunjang terhadap respons sosial
    maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
    perkembangan gangguan ini, namun masih tetap diperlukan penelitian lebih
    lanjut mengenai kebenaran keterlibatan neurotransmiter.
    3) Faktor sosiokultural
    Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
    akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain
    atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
    lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena
    mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok
    budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan
    merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
    b. Stresor pencetus
    Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
    penuh stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu
    untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor
    pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori:
    1) Stresor sosiokultural
    Stres dapat ditimbulkan oleh :
    a). Menurunnya stabilitas unit keluarga
    b). Perpisahan dengan orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya
    karena dirawat di rumah sakit.
    2) Stresor psikologis
    Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
    keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
    dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
    kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi.
    3. Penatalaksanaan
    Menurut Keliat, dkk.,(1998), prins ip penatalaksanaan klien menarik diri
    adalah:
    a. Bina hubungan saling percaya
    b. Ciptakan lingkungan yang terapeutik
    c. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
    d. Dengarkan klien dengan penuh empati
    e. Temani klien dan lakukan komunikasi tera peutik
    f. Lakukan kontak sering dan singkat
    g. Lakukan perawatan fisik
    h. Lindungi klien
    i. Rekreasi
    j. Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan
    k. Laksanakan program terapi dokter
    l. Lakukan terapi keluarga
    Penatalaksanaan medis (Rasmun,2001):
    a. Obat anti psikotik
    1) Clorpromazine (CPZ)
    a) Indikasi
    Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
    realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri
    terganggu, berdaya berat dalam fungsi -fungsi mental: waham,
    halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau, tidak
    terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari -hari, tidak
    mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
    b) Mekanisme kerja
    Memblokade dopamine pada reseptor paska sina p di otak khususnya
    sistem ekstra piramidal.
    c) Efek samping
    Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatik,
    mulut kering, kesulitan dalam miksi, dan defikasi, hidung tersumbat,
    mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama ja ntung),
    gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindroma
    parkinson/tremor, bradikinesia rigiditas), gangguan endokrin, metabolik,
    hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
    d) Kontra indikasi
    Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
    ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran disebabkan
    CNS Depresan.
    2) Haloperidol (HP)
    a) Indikasi
    Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral
    serta dalam fungsi kehidupan sehari -hari.
    b) Mekanisme kerja
    Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska
    sinaptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistim ekstra
    piramidal.
    c) Efek samping
    Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik (hipotensi,
    antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan defikasi,
    hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan
    irama jantung).
    d) Kontra indikasi
    Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
    ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran.
    3) Trihexy phenidyl (THP)
    a) Indikasi
    Segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska ensepalitis dan
    idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya reserpin dan
    fenotiazine.
    b) Mekanisme kerja
    Obat anti psikosis dalam memblokade dopamin pada reseptor p aska
    sinaptik nauron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra
    piramidal.
    c) Efek samping
    Sedasi dan inhibisi psikomotor
    Gangguan otonomik (hypertensi, anti kolinergik/ parasimpatik, mulut
    kering, kesulitanmiksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata k abur,
    tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung).
    d) Kontra indikasi
    Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, fibris,
    ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran .

    http://askep-askeb.cz.cc




    Demikianlah Artikel askep Interaksi Sosial

    Sekianlah artikel askep Interaksi Sosial kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel askep Interaksi Sosial dengan alamat link https://tipstopmarketing.blogspot.com/2010/12/askep-interaksi-sosial.html

    0 Response to "askep Interaksi Sosial"

    Post a Comment

    Jika Ingin Membaca artikel ini klik Pada Image Di artikel