Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation

Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation - Hallo sahabat TIPS BELAJAR BISNIS ONLINE DAN INTERNET MARKETING, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation
link : Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation

Baca juga


Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation

Dorsumsisi ( Dorsal Slit Operation )
TEKNIK KONVENSIONAL (DORSUMSISI)
Teknik Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong preputium pada bagian dorsal pada jam 12 sejajar sumbu panjang penis ke arah proksimal, kemudian dilakukan pemotongan sirkuler kekiri dan kekanan sejajar sulcus coronarius.
Keuntungan
  • Kelebihan kulit mukosa bisa diatur
  • Resiko menyayat/memotong penis lebih kecil
  • Mudah mengatur panjang pendek pemotongan mukopsa
  • Tidak melukai glan dan frenulum
  • Pendarahan bisa cepat diatasi
  • Baik untuk penderita fimosis/paraphimosis.
  • Baik untuk pemula.(tehnik yang paling aman)
Kerugian :



  • Pendarahan relative lebih banyak.
  • Teknik sulit dan lebih rumit
  • Insisi sering tidak rata, tidak simetris.
  • Waktu lebih lama.
Urutan / Tahapan Tehnik
  1. Tandai batas insisi dengan menjepit kulit prepusium dengan klem/pinset. 
  2. Prepusium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditarik ke distal. 
  3. Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher
  4. Preputium diinsisi pada jam 12 diantara jepitan klem dengan menggunakan gunting kearah sulcus coronarius, sisakan mukosa kulit secukupnya dari bagian distal sulcus pasang tali kendali 
  5. Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12’)
    Insisi meingkar kekiri dan kekanan dengan arah serong menuju frenulum di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak meruncing (huruf V), buat tali kendali )
  6. Buat tali kendali pada jam 3 dan 9
  7. Gunting dan rapikan kelebihan mukosa
  8. Rawat perdarahan yang terjadi 
    HEMOSTASIS
     Perawatan perdarahan di lakukan dengan mencari sumber perdarahan dengan menghapus daerah luka dengan menggunakan kasa, bila di dapatkan sumber perdarahan segera di jepit dengan klem/pean arteri kecil. Tarik klem, ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan dengan catgut. Potong ikatan sependek mungkin. Cari seluruh sumber perdarahan lain dan lakukan hal yang serupa.
     Jika anda mempergunakan flashcutter, cukup menyentuh pendarahan dengan probe bipolar, seketika langsung terhenti.
     WOUND SUTURE
     Jahitan Frenulum
    Frenulum biasanya dijahit dengan matras horizontal atau boleh dengan matras 8 (cross) ataupun matras horizontal. Setelah dijahit sisakan benang untuk digunakan sebagai kendali.· 


    Jahitan Dorsal
    Jahitan pada dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang untuk dibuat tali kendali. (Gambar 18 Simpul pada jam 12)· 


    Jahitan bagian kulit mukosa yang lain
    Dengan menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi penis jahit sekeliling luka dengan jahitan simpul (jam 12). Jahitan simpul bisa dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10. Tidak diianjurkan Mengikatnya terlalu erat. Tidak dianjurkan menggunakan jahitan jelujur (Continuous Suture). Bila telah dijahit semua maka lihat apakah ada bagian yang renggang yang memerlukan jahitan.
    WOUND CARE
    Setelah selesai di jahit olesi tepi luka dengan betadine, bila perlu beri dan olesi dengan salep antibiotik.
    Perawatan luka bisa dilakukan dengan metode tertutup atau terbuka.
    Metode terbuka (Open Care )

    Perawatan ini bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga kebersihan luka. Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan secara terbuka (dianjurkan urologi).
    Metode tertutup (Close Care)
    Setelah diberi betadine dan salep antibiotika, berikan sufratule secara melingkar. Tutup denga kasa steril, ujung kain kasa dipilin sebagai tempat fiksasi supra pubic dengan menggunakan plester (Balutan Suspensorium) atau biarkan berbentuk cincin (Balutan Ring).
    POST OPERATION CARE
    Medikamentosa
    Analgetika : Antalgin 500mg PO 3dd1
    Asam Mefenamat 500mg PO 3dd1
    Antibiotika : Amoksisilin 500mg PO 3dd1
    Eritromisin 500mg 3dd1
    Roboransia : Vitamin B Complex
    Vitamin C
    Edukasi
    Luka dalam 3 hari jangan kena air.
    Hati hati dengan perdarahan post circumsisi, bila ada segera kontrol
    Perbanyak istirahat
    Bila selesai kencing hapus sisa air kencing dengan tisue atau kasa
    Perbanyak dengan makan dan minum yang bergizi terutama yang banyak mengandung protein, tidak ada larangan makan.
    Setelah 3-5 hari post circumsisi buka perban di rumah segera kontrol.


Demikianlah Artikel Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation

Sekianlah artikel Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation dengan alamat link https://tipstopmarketing.blogspot.com/2010/10/dorsumsisi-tehnik-konvensional-dorsal.html

0 Response to "Dorsumsisi, Tehnik Konvensional Dorsal Slit Operation"

Post a Comment

Jika Ingin Membaca artikel ini klik Pada Image Di artikel