SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia

SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia - Hallo sahabat TIPS BELAJAR BISNIS ONLINE DAN INTERNET MARKETING, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia
link : SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia

Baca juga


SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia

5 oktober 2010

SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia

1. NAMA PEKERJAAN

Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia

2. TUJUAN

Sebagai acuan dalam merujuk Neonatus dengan Asfiksiaia

3. RUANG LINGKUP

Semua Neonatus dengan Aspexia yang akan dirujuk

4. KETERAMPILAN PETUGAS

Dokter dan Bidan yang akan merujuk Neonatus dengan Asfiksia

5. ALAT DAN BAHAN

5.1. Alat.

5.1.1. Selimut hangat/tebal yang bersih/popok serta kain penyeka muka.

5.1.2. Sungkup no.1 untuk bayi cukup bulan dan no.0 untuk bayi kurang bulan

5.1.3. Penghisap lendir.slym dan penekan lidah : 1 set

5.1.4. Meja kering, bersih dan hangat

5.1.5. Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set

5.1.6. Timer ( jam tangan yang ada detiknya )

5.2. Bahan.

5.2.1. Oxygen, ventilasi dengan oxygen



6. INSTRUKSI KERJA

Neonatus yang mengalami asfiksia memerlukan penangan khusus oleh dokter, selama proses merujuk petugas perlu melakukan tindakan sbb:

6.1. Penanganan Umum.

6.1.1. Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan kain yang hangat yang kering.

6.1.2. Jika belum dilakukan, segera klem & potong tali pusat

6.1.3. Letakan bayi ditempat keras dan hangat ( dibawah radiant – heater ) untuk resusitasi

6.1.4. Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan perawatan dan resusitasi

6.2. Resusitasi.

Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan . Indikator terpenting bahwa diperlukan resusitasi adalah kegagalan nafas setelah bayi lahir.





6.3. Membuka jalan nafas / mengatur posisi bayi sebagai berikut :

Posisi bayi :

6.3.1. Terlentang

6.3.2. Kepala lurus dan sedikit terngadah / ekstensi ( posisi mencium bau )

6.3.3. Bayi diselimuti, kecuali muka dan dada

6.3.4. Bersihkan jalan nafas dengan menghisat mulut lalu hidung, jika terdapat darah/ meconium dimulut atau hidung, hisap segera untuk menghindari aspirasi.

Catatan : Jangan menghisap terlalu dalam ditenggorokan, karena dapat mengakibatkan turunnya rekuensi denyut jantung bayi atau bayi berhenti bernafas.

6.3.5. Tetap jaga kehangatan tubuh bayi.

6.3.6. Nilai kembali keadaan bayi :

- Jika bayi mulai menangis atau bernafas lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.

- Jika bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan ventilasi.

6.4. Ventilasi bayi baru lahir.

6.4.1. Cek kembali posisi bayi ( kepala sedikit ekstensi )

6.4.2. Posisi sungkup dan cek perlekatannya

6.4.3. Pasang sungkup diwajah, menutupi pipi, mulut dan hidung

6.4.4. Rapatkan perlekatan sungkup dengan wajah

6.4.5. Remas balon dengan 2 jari atau seluruh tangan tergantung besarnya balon.

6.5. Ventilasi bayi jika perlekatan baik dan terjadi pengembangan dada. Pertahankan frekuensi ( sekitar 40 x / menit ) dan tekanan ( amati dada mudah naik dan turun ).

6.5.1. Jika dada naik maka kemungkinan tekanan adekuat.

6.5.2. Jika dada tidak naik :

* Cek kembali dan koreksi posisi bayi

* Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik

* Remas balon lebih kuat untuk mukus, darah / mekonium

6.6. Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti dan nilai apakah terjadi nafas spontan

6.6.1. Jika pernafasan normal ( frekwensi 30 – 60 x / menit ), tidak ada tarikan dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit, resusitasi tidak diperlukan lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.

6.6.2. Jika bayi belum bernafas atau nafas lemah, lanjutkan ventilasi sampai nafas spontan terjadi.

6.7. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati nafas selama 5 menit setelah tangis berhenti.

6.7.1. Jika pernafasan normal (frekwensi 30 – 60 x / menit), tidak ada tarikan dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.

6.7.2. Jika frekwensi 30 x / menit, lanjujtkan ventilasi.

6.7.3. Jika terjadi tarikan dinding dada yang kuat, ventilasi dengan oxygen, jika tersedia, rujuk kekamar bayi atau tempat pelayanan yangh dituju.

6.8. Jika nafas belum teratur setelah 20 menit ventilasi :

6.8.1. Rujuk ke pelayanan yang dituju.

6.8.2. Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jika diperlukan.

6.9. Jika tidak ada usaha bernafas, megap – megap atau tidak ada nafas setelah 20 menit ventilasi, hentikan ventilasi, bayi lahir mati, berikan dukungan psikologis kepada keluarga.



7. INDIKATOR KERJA

Neonatus yang mengalami asfiksia mendapat penangan yang sesuai protab



8. DOKUMEN TERKAIT

8.1. Kartu Anak

8.2. Surat rujukan

8.3. Buku Rujukan

8.4. Buku KIA


Demikianlah Artikel SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia

Sekianlah artikel SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia dengan alamat link https://tipstopmarketing.blogspot.com/2010/10/sop-rujukan-neonatus-dengan-asfiksia.html

0 Response to "SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia"

Post a Comment

Jika Ingin Membaca artikel ini klik Pada Image Di artikel